SEBAB-SEBAB BERTAMBAHNYA IMAN
Allah telah menjadikan sebab-sebab untuk mencapai segala sesuatu yang diinginkan dan diharapkan, dan sungguh keinginan dan harapan yang paling utama adalah iman. Allah telah menjadikan banyak sebab untuk dapat menambah, memperkuat, dan mengembangkan iman. Apabila para hamba Allah melakukannya, maka iman mereka akan semakin kuat dan bertambah. Sebab-sebab telah Allah jelaskan dalam AI-Qur-an, juga dijelaskan oleh Rasul-Nya dalam As-Sunnah Ash-Shahihah.
Dan sebab-sebab bertambahnya iman yang paling penting adalah sebagai berikut:
Sebab Pertama : Mempelajari ilmu-ilmu yang bermanfaat, yang bersumber dari Al-Qur-an dan As-Sunnah, dengan pemahaman Salafus Shalih.
Adapun di antara pintu-pintu ilmu agama yang dengannya iman akan bertambah yaitu:
- Membaca Al-Qur-an Al-Karim dan mentadabburinya.
- Mengenal Nama-Nama Allah yang indah dan Sifat-Sifat-Nya yang agung.
- Merenungi perjalanan hidup Nabi yang mulia .
- Merenungi keindahan agama Islam.
- Membaca perjalanan hidup Salafush Shalih.
Sebab Kedua : Merenungi ayat-ayat Allah Ta’ala yang ada di alam.
Syaikh `Abdurrahman as-Sa’di rahimahullaah berkata: “Di antara Sebab (menguatkan) iman, yaitu bertafakkur (memikirkan) alam semesta, mengenai penciptaan langit dan bumi beserta segala isinya berupa makhluk yang bermacam-macam, dan memperhatikan manusia berikut sifat-sifat yang dimilikinya. Sebab, hal itu adalah faktor yang kuat untuk meraih keimanan..”[1]
Sebab Ketiga : Giat dalam beramal shalih karena Allah, memperbanyaknya, dan terus menerus.
Ibadah kepada Allah, yang fardhu maupun yang sunnah, terbagi menjadi 3 macam, yaitu ibadah hati, ibadah lisan, dan ibadah anggota badan.
- Ibadah hati. Yaitu; ikhlas, cinta, tawakkal, taubat, berharap, takut, ridha, bersabar, dan amalan hati yang lainnya.
- Ibadah Iisan. Di antaranya; membaca Al-Qur-an, bertakbir, bertasbih, bertahlil, istighfar, memuji kepada Allah, dan bershalawat kepada Rasul-Nya juga amalan lain yang hanya bisa dilakukan oleh Iisan.
- Ibadah anggota badan. Misalnya; shalat, puasa, haji, shadagah, jihad, dan yang lainnya dari berbagai macam ketaatan.
Dan di antara amal shalih yang paling utama dalam menambah keimanan -selain yang telah dijeIaskan- adalah berdakwah mengajak manusia menuju agama Allah, dan bergaul dengan orang-orang yang baik.
SEBAB-SEBAB BERKURANGNYA IMAN
Sesungguhnya iman juga memiliki sebab-sebab yang dapat mengurangi dan melemahkannya. Seorang muslim pun dituntut untuk mengetahui sebab-sebab ini :
عرفت الشر لا للشر و لكن لتوقيه و من لم يعرف الشر يقع فيه
“Engkau mengetahui kejelekan bukan untuk (melakukan kejelekan), akan tetapi untuk men-jaganya, barangsiapa tidak mengetahui kejelekan, maka ia akan terjerumus ke dalamnya.”
Sebab-sebab berkurangnya iman ada banyak dan beragam, tetapi semuanya terbagi kepada dua bagian, dan untuk setiap bagian ada beberapa faktor:
Sebab Pertama: Sebab-sebab internal atau faktor-faktor pribadi.
- Bodoh (jahil).
- Lalai, berpaling, dan lupa.
- Melakukan kemaksiatan dan perbuatan dosa. Para ulama Salaf berkata: “Iman adalah ucapan dan pengamalan; perkataan hati dan lisan, aural had, lisan dan anggota tubuh. Iman itu bertambah dengan ketaatan dan berkurang karena perbuatan dosa dan maksiat.”
- Jiwa yang memerintahkan kepada kejelekan. Allah berfirman ketika menghikayatkan wanita seorang raja (yang artinya):
“Dan aku tidak (rnenyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Rabb-ku. Sesungguhnya Rabb-ku Maha Pengampun, Maha Penyanyang. ” (QS. Yuusuf: 53)
Sebab Kedua: Sebab-sebab eksternal atau segala pengaruh dari luar yang mengurangi iman.
1. Setan.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya):
“… Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia. ” (QS. Yuusuf: 5)
2. Dunia dan fitnahnya.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya):
“… Mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia hanyaIah kesenangan (yang sedikit) dibanding kehidupan akhirat.” (QS. Ar-Ra’du: 26)
3. Teman-teman yang jelek.
Nabi bersabda: “Seseorang itu berdasarkan agama temannya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian memperhatikan bersama siapa ia berteman.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ahmad, al-Hakim, dan al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah. Hadits hasan shahih)
Hanya kepada Allah Ta’ala kita memohon taufiq, walharndulillaahi Rabbi! ‘aalamiin.
Disampaikan pada ta’lim hari Ahad, 14 Muharram 1430 H/ 11 Januari 2008
di Masjid Imam Ahmad bin Hanbal, Bogor
Oleh AI-Ustadz: Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Artikel Abangdani.Wordpress.Com
[1] At-Taudhiih wal Bayaan Li Syajaratil limaan (hal. 31) karya Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di.